KELAINAN GANGGUAN MAKAN ANOREXIA NERVOSA PADA REMAJA



KELAINAN GANGGUAN MAKAN 

-ANOREXIA NERVOSA-

PADA REMAJA

Gangguan makan atau eating disorder merupakan kondisi psikiatrik dengan efek psikologis dan medis yang serius. Bagi kebanyakan orang, gangguan makan diketahui sebagai masalah kesehatan fisik semata. Oleh sebab itu, penderita gangguan makan cenderung tidak mendatangi psikolog melainkan ahli gizi karena kurangnya pengetahuan serta kesadaran akan hal tersebut. Akibat dari gangguan makan yang berkepanjangan, dapat mengakibatkan terjadinya hipotensi kronis, bradikardia, hipotermia, pembengkakan kelenjar liur, anemia, dehidrasi, alkalosis dan hipokloremia dapat dilihat. Ruptur lambung juga dapat terjadi. (Lubis, 2016)

Gangguan makan, seperti anorexia nervosa (AN) dan bulimia nervosa (BN), merupakan penyakit kronis yang didefinisikan sebagai gangguan perilaku makan atau perilaku dalam mengontrol berat badan. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th Edition (DSM-IV) mengklasifikasikan ada tiga jenis gangguan makan yaitu anorexia nervosa (AN), bulimia nervosa (BN), dan binge-eating disorder (BED). AN ditandai dengan keengganan untuk menetapkan berat badan normal, penyimpangan pandangan terhadap tubuh, ketakutan ekstrem menjadi gemuk, dan perilaku makan yang sangat terganggu. Lebih dari 90% penderita AN mengalami amenorrea sekunder disebabkan oleh malnutrisi kronis. Pengurangan densitas tulang merupakan masalah yang serius karena sukar diobati, dan keadaan ini meningkatkan risiko fraktur tulang. Gangguan makan juga dapat menyebabkan gangguan pada jantung. Risiko tertinggi pada panderita dengan gangguan makan adalah gagal jantung. (Rismayanthi, 2017)

Gangguan Makan

Definisi Gangguan Makan

Gangguan makan atau eating disorders adalah suatu sindrom yang ditandai oleh pola makan yang menyimpang terkait dengan karakteristik psikologis yang berhubungan dengan makan, bentuk tubuh, dan berat badan. Gangguan makan hadir ketika seseorang mengalami gangguan parah dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi kadar makanan dengan ekstrem, makan terlalu banyak dengan ekstrem, atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem. (Kurniati, 2020)

Jenis-Jenis Gangguan Makan 

    • Anorexsia Nervosa (AN) 
      • Sarafino (2006) mengatakan anoreksia nervosa adalah suatu bentuk penyimpangan perilaku makan yang mengakibatkan penurunan berat badan dan jumlah makanan yang dikonsumsi secara drastis serta penurunan berat badan yang tidak sehat  
    • Bulimia Nervosa (BN)  
      • Peristiwa mengonsumsi makan yang sangat banyak dan dihabiskan dalam jangka waktu yang singkat tetapi kemudian memuntahkannya secara paksa atau mengkonsumsi obat penurun berat badan dan diet yang ketat (Sidenfeld dan Ricket, 2001). Tidak seperti penderita anoreksia yang umumnya terlihat kurus, penderita bulimia nervosa memiliki berat badan yang normal bahkan diatasnya.  
    • Binge Eating Disorder (BED)  
      • Merupakan suatu kondisi di mana seseorang makan dalam jumlah yang sangat banyak dan merasakan bahwa periode makan tersebut tidak dapat dikontrol oleh dirinya. 

    Aneroxia  Nervosa

    Definisi Anorexia Nervosa

      • Menurut DSM-IV (dalam UI, 2020) anorexia nervosa adalah Menolak mempertahankan berat badan pada atau di atas berat badan normal minimal menurut usia dan tinggi badan (misalnya, menurunkan berat badan untuk mempertahankan berat badan kurang dari 85% yang diharapkan; atau kegagalan untuk menaikan berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan).
      • Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun sesungguhnya memiliki berat badan kurang.Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat badan atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal keseriusan berat badannya yang rendah.
      • Anorexia nervosa (AN) adalah gangguan pola makan dengan cara membuat dirinya merasa tetap lapar (self-starvation). AN ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanannya. AN merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal. (Putri, 2017)

    Faktor Penyebab Anorexia Nervosa

      • Faktor Sosio-Kultural
        • Tekanan yang berlebihan dari lingkungandan pandangan orang sekitar pada remaja untuk mencapai standart kurus yang tidak realistis. Perkataan lingkungan sekitar mengenai pandangan mereka terhadap tubuh remaja menjadi awal mula munculnya anorexia nervosa.
      • Faktor Psikologis
        • Diet yang kaku atau sangat membatasi sehingga mengakibatkan berkurangnya kontrol yang diikuti dengan pelanggaran diet dan menghasilkan makan berlebihan yang bersifat bulimik.
        • Ketidakpuasan pada tubuh memicu dilakukannya cara-cara yang tidak sehat untuk mencapai berat badan yang diinginkan.
        • Merasa kurang memiliki kontrol atas berbagai aspek kehidupan selain diet.
        • Kesulitan berpisah dari keluarga dan membangun identitas individual
        • Kebutuhan psikologis untuk kesempurnaan dan kecenderungan untuk berfikir secara dikotomis/ hitam putih
      • Faktor Biologis
        • Ketidakseimbangan yang mungkin terjadi pada sistem neurotransmitter di otak yang mengatur mood dan nafsu makan.
        • Pengaruh genetis.
        • Pengaruh depresi, seperti hiperkortisolemia dan nonsupresi oleh deksametason yang mengakibatkan terjadinya penekanan fungsi tiroid, amenore, yang mencerminkan penurunan kadar hormonal.

    Gejala Anorexia Nervosa

      • Ketakutan yang sangat akan kenaikan berat badan sampai terjadi phobia terhadap makanan;
      • Penyalah artian dari body image, penderita merasa diri mereka sangat gendut walaupun sebenarnya sangat kurus;
      • Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyai obsessive compulsive behavior, misalnya mereka sering sekali mencuci tangan berulang-ulang, pasien cenderung kaku dan perfeksionis yang mengarahkan pada diagnosis gangguan kepribadian, seperti narcissisme, atau riwayat gangguan kepribadian;
      • Menunjukan perilaku yang aneh tentang makanan, seperti menyembunyikan makanan, membawa makanan dalam kantong, saat makan mereka membuang makanan, memotong makanan menjadi potongan kecil;
      • Gangguan tidur dan gangguan depresi pada umumnya;
      • Memuntahkan makanan yang dipaksakan/ bulimia; 
      • Aktivitas dan program olahraga yang ekstrem.

    Komplikasi Medis Anorexia Nervosa

      • Penurunan tekanan darah;
      • Napas melemah;
      • Pada wanita dewasa menstruasi terhenti, pada anak wanita yang beranjak dewasa mungkin tidak akan mulai mengalami menstruasi sama sekali;
      • Kelenjar tiroid yang mengatur pertumbuhan berangsur-angsur menghilang;
      • Kulit menjadi kering, rambut dan kuku menjadi rapuh dan mudah patah.
      • Seiring waktu penderita sering mengeluh pusing;
      • Intoleransi dingin akibat hilangnya lemak dan massa otot sehingga sulit mempertahankan temperature inti tubuh;
      • Susah buang air besar akibat perlambatan dan pengosongan lambung;
      • Lemas (energi yang dihasilkan dari makanan);
      • Pembengkakan sendi, nyeri abdomen; dan 
      • Penderita mudah terserang sakit jantung.

    Perawatan Anorexia Nervosa

    Menurut RSD, pilihan perawatan tergantung dari tingkat dampak kerusakan fisik dari tingkah laku anorexia, dan apakah orang tersebut membahayakan dirinya sendiri. Perawatan medis seharusnya ditambah dengan perawatan psychologis. Perawatan rumah sakit adalah perawatan pertama yang dianjurkan untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul misalnya kekurangan nutrisi yang parah, ketidak-seimbangan electrolyte yang parah, denyut jantung yang tidak teratur, denyut nadi di bawah 45 per menit, atau suhu tubuh yang rendah. Pasien akan dirawat inap jika mereka berisiko tinggi untuk bunuh diri, mengalami tingkat depresi yang parah, atau menunjukkan tanda-tanda berubahnya kondisi mental. Mereka juga mungkin perlu di rawat inap untuk menghentikan penurunan berat badan, menghentikan kebiasaan muntah, penyalah gunaan laxative dan atau berolahraga secara berlebihan, mengobati gangguan-gangguan substansi, atau untuk evaluasi medis tambahan. (Putri, 2017)

    Program rawat jalan dilakukan dengan cara memberikan struktur waktu makan, nutrisi, edukasi, terapi intensi, monitoring dan pengawasan medis. Jika metode rawat jalan gagal, maka pasien mungkin perlu untuk di rawat inap. Anorexia nervosa adalah penyakit kronis dan kemungkinan untuk kambuh adalah hal yang umum dan seringkali terjadi. Pengobatan rawat jalan memberikan pengawasan medis, nutrisi konseling, strategi perbaikan diri, dan terapi setelah pasien mencapai target berat badan tertentu dan menunjukkan stabilitas.

    Slanton R. berpendapat bahwa psychotherapy berperan penting dalam membantu penderita anorexia untuk memahami dan memulihkan diri. Berbagai jenis psychotherapy akan digunakan, tergantung dari situasi masing-masing penderita. Secara umum, target dari psychotherapy adalah untuk membantu mengembangkan sikap yang sehat dari pasien terhadap tubuh mereka dan makanan. Ini mungkin melibatkan pencarian akar masalah yang jadi penyebab tingkah laku anorexia, juga cara mengatasinya. (Lubis, 2016)


    Kelainan Anorexia Nervosa pada Remaja

    Menurut pandangan Erikson, seorang remaja berada pada tahap masa krisis identitas (crisis of identity). Masa remaja merupakan masa perubahan dramatis dalam diri seseorang. Salah satu perubahan yang terjadi adalah perubahan komposisi tubuh, terutama akumulasi lemak tubuh pada remaja perempuan. Remaja menjadi sangat khawatir atas pertambahan berat badan, karena mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak, sehingga mudah untuk menjadi gemuk apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi. Dengan adanya akumulasi lemak tubuh tersebut, terdapat anggapan bahwa mereka tidak memiliki tubuh semenarik yang diinginkan. Hal ini mendorong remaja untuk mencari jati diri caranya dengan mewujudkan keinginannya agar menjadi seseorang individu yang “sempurna”, secara intelektual, kepribadian, maupun dalam penampilan fisiknya. (Hetty Krisnani, 2017)
    Untuk dapat tampil menawan salah satu upaya yang mereka lakukan adalah berusaha memiliki bentuk tubuh yang ideal. Namun, seringkali banyak remaja yang dihantui oleh kekhawatiran maupun kecemasan bahwa ia akan mengalami kegagalan dari usaha tersebut. Dikarenakan mereka ingin menghindari agar dirinya tidak sampai mengalami kegemukan. Rasa khawatir yang berlebihan ini, menyebabkan individu melakukan diet atau pantangan terhadap pola kebiasaan makan secara ketat. Apabila mereka merasa lapar, dirinya tidak segera makan, namun dibiarkan agar tetap merasa lapar. Bila ia merasa berhasil bertahan untuk tidak makan, maka ia kana merasa bangga atau senang bahkan puas. Demikian hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Akan tetapi, karena ketidaktahuan dirinya tentang pola makan yang baik sehingga sampai mengganggu pola pengaturan makannya, akibatnya remaja justru melakukan kebiasaan makan yang menyimpang sehingga mengalami gangguan makan anorexia nervosa.
    Remaja dengan gangguan makan memiliki masalah dengan body image-nya. Artinya mereka sudah mempunyai suatu mind set (pemikiran yang sudah terpatri di otak) bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka merasa tubuhnya gemuk, banyak lemak di sana-sini, dan tidak sedap dipandang. Mereka akan sangat ketakutan berat badannya berlebih, mereka akan mengurangi porsi makan secara ekstrem dengan jumlah yang sangat sedikit serta berolahraga secara berlebih untuk menjaga agar tubuhnya tetap ideal. Mereka akan selalu memiliki alasan untuk tidak makan, misalnya merasa tidak lapar, sakit, sudah makan dan tidak menyukai makanan yang disajikan. Mereka juga mulai membaca label makanan untuk mengetahui pasti berapa banyak kalori dan lemak dalam setiap makanan yang dikonsumsi. Mengeliminasi semua jenis lemak, gula, makanan berminyak dan bersantan bahkan menolak untuk mengonsumsi nasi dilakukan oleh remaja penderita aneroxia nervosa.
    Walupun penderita anorexia menghindari makan, mereka memiliki ketertarikan pada terhadap makanan yang cukup intensif. Mereka memasak untuk orang lain, mereka berbicara tentang makanan, dan mereka bersikeras untuk melihat orang lain makan. Penderita AN memiliki gambaran tubuh yang teganggu, menganggap bahwa mereka akan menjadi menarik hanya bila mereka terlihat memiliki tubuh yang kurus. Mereka terus membuat diri mereka kelaparan dan jumlah lemak di dalam tubuh terus menurun sampai batas minimum, hingga pada kondisi menstruasi biasanya berhenti dan mengelami masalah lambung. (Krisnani, 2017)


     

    Komentar